Di kompetisi musim depan nampaknya bakal semakin koleksi pemain mudanya yang dimiliki Persebaya.
Tentu saja sumber utamanya adalah kompetisi internal PSSI Surabaya. Serta beberapa punggawa Tim Nasional (Timnas) U-23 Indonesia. Namun bagaimana peluang amunisi muda Bajul Ijo untuk bersaing merebut posisi reguler?
Dua musim lalu, Persebaya mengorbitkan pemain hasil kompetisi internal, sebut saja Dimas Galih, Aulia Ardli, Rian Wahyu, Nurmufid Fastabiqul Khoirot dan Miko Ardiyanto. Semusim terakhir, nama-nama ini mulai dikenal dan mendapat tempat di hati pecinta Persebaya.
Rian dan Aulia misalnya. Meski lebih banyak duduk di bangku cadangan, namun lambat laun teknik permainan mereka meningkat. Aulia menjadi Jusmadi, Taufiq atau Mario Karlovic. Sedangkan Rian dapat dipasang bila Andik Vermansyah atau Rendi Irwan absen karen acedera maupun membela Tim Nasional (Timnas) Indonesia.
Dari generasi ini, yang paling mujur tentu saja Fasta. Digadang sebagai titisan Mursyid Effendi, bek jangkung yang masih berusia 21 tahun ini, sukses menembus Timnas U-21 maupun U-23. Di tim itu, Fasta menjabat sebagai wakil kapten. Posisi kapten sendiri diemban bintang Persebaya, Andik. Ia juga dikenal produktif dan algojo tendangan bebas.
Nah, di musim ini Persebaya mencoba mencari bibit baru dari hasil kompetisi internal. Fafa Tarista, Ambite Dolus, M Sholikin, Wage Dwi Aryo dan Pradibtya Galuh mendapat kesempatan untuk berlatih bersama tim senior. Ditambah lagi Persebaya juga memulangkan si anak hilang Aris Alfiansyah serta memboyong dua punggawa Timnas U-22, Dany Saputra dan Bima Ragil.
Hasilnya, meski berstatus debutan, 'young guns' Persebaya cukup menjanjikan. Dalam uji coba perdana lawan tim internal El Faza, komposisi tim dengan mayoritas pemain muda, mampu melesakkan empat gol tanpa balas. Wage menyumbang dua gol. Sedangkan Galuh dan Bima masing-masing satu gol.
Lalu bagaimana peluang pemain muda ini untuk masuk dalam 'starting eleven' Bajul Ijo kedepan? "Peluangnya tetap ada. Semua pemain, baik senior maupun yang muda, masih punya kesempatan yang sama. Jadi, peluangnya pasti ada," jelas Ibnu Grahan.
Ibarat buah mangga, Ibnu tak ingin pemainnya 'masak pohon' alias matang tepat pada waktunya. Untuk itu, pemain muda bakal ditempa dan diminta bekerja keras untuk bersaing dengan seniornya di Persebaya. "Jadi skor 4-0 bukan menjadi tolak ukur. Sebab kita pantau juga bagaimana daya tahan mereka bermain di bawah sengatan matahari yang cukup panas," lanjut Ibnu. |
No comments:
Post a Comment