Saturday, October 27, 2012

Sarat Emosi Antara Bonek dan Pasoepati


Persis Solo, sang juara perserikatan 7 kali memang musuh bebuyutan Persebaya pada jaman perserikatan. Tapi kali ini yang datang ke Surabaya bukan Persis Solo, tapi Solo FC, “anak baru” di dunia persepakbolaan Indonesia khususnya di kota Solo. Walaupun begitu, Solo FC sekarang sudah menjadi bagian dari pasoepati (julukan suporter Persis Solo).
Lalu, bagaimana ceritanya partai Solo FC melawan Persebaya 1927 Senin (9/5) nanti bisa dijadikan partai yang bergengsi?
Ini tidak lepas masalah klasik gesekan antar kedua suporter. Mempunyai basis pendukung yang sangat besar, bonek maupun pasoepati mempunyai kenangan buruk. Disaat mendukung masing-masing klub kesayangannya bertanding keluar, selalu ada saja gesekan-gesekan kecil antar kedua pendukung.

Puncak konflik mungkin saat bonek melakukan tret tet tet ke Bandung saat ISL musim lalu, saat itu ribuan bonek menumpang kereta api menuju Jawa Barat. Entah siapa yang memulai, saat rombongan bonek melewati kota Solo, terjadi pelemparan. Dengan adanya perselisihan ini, kedua suporter saat menginginkan kedua tim (persebaya maupun persis) bertemu dalam suatu pertandingan. Bukan untuk bertengkar antar suporter, tapi ingin membuktikan tim siapa yang paling kuat.
Tidak bisa dipungkiri, laga lanjutan Liga Primer Indonesia Solo FC, yang secara tidak langsung mewakili kota Solo menjadi laga yang sarat emosi. Emosi tensi pertandingan dilapangan, dan diluar lapangan. Perdamaian suporter kedua kesebelasan (Bonek dan Pasoepati) yang akhir-akhir menghangat serta lambat laun mulai romantis memang menjadi bumbu-bumbu tersendiri pada pertandingan nanti.
Pasoepati sendiri pernah mampir ke Surabaya pada tahun 2000, pada waktu itu sekitar 1500 pasoepati berhasil pulang pergi dengan lancar. Perdamaian antar Bonek dan Pasoepati bisa menjadi puncaknya pada pertandingan senin nanti, semoga hal yang manis ini bisa terwujud.

No comments:

Post a Comment