Sejumlah Bonek, suporter Persebaya, mengawal perjalanan Indra Azwan, warga Malang yang menuntut keadilan atas kematian sang anak 19 tahun silam akibat ditabrak oknum aparat kepolisian.
Indra Azwan berjalan kaki dari Malang menuju Jakarta, menagih janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Ini untuk keempat kalinya Indra beraksi. Kali ini, ia membawa kado berupa cotton bud, spion sepeda motor, serta uang saweran termasuk uang pemberian presiden tahun 2010 silam.
Perjalanan Indra sampai di Surabaya. Di Surabaya, Selasa (6/11/2012), di luar dugaan, Indra yang ditemani Puji Kris disambut oleh sejumlah Bonek. Tak ada kecanggungan di antara dua belah pihak, kendati Indra dan Puji mengenakan atribut Arema. Kerpus Indra berwarna biru bertuliskan Arema.
"Kami bersimpati dengan perjuangan Pak Indra. Bonek dan Aremania merupakan rival dalam sepakbola. Lepas dari rivalitas itu, apa yang dihadapi Pak Indra adalah masalah kemanusiaan," kata Dedi, salah satu Bonek.
"Kami bisa merasakan apa yang dirasakan Pak Indra. Pak Indra dan Bonek sama-sama mengalami ketidakadilan perlakuan aparat. Hingga saat ini, Tragedi di Gelora 10 November yang membuat salah satu Bonek meninggal dunia belum jelas penyelesaiannya. Begitu juga meninggalnya lima kawan kami dalam Tragedi Lamongan," kata Dedi.
Para Bonek menyalami Indra dan memberikan semangat kepadanya. Bonek memberikan kaos hitam bertuliskan Bonek Malang Raya kepada Indra. "Teman-teman juga mengawal Pak Indra dalam perjalanannya hingga perbatasan Surabaya," kata Prasetyo, salah satu Bonek.
Nantinya pengawalan dilakukan secara estafet oleh Bonek mulai depan Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur di Jalan Ahmad Yani, Jalan Diponegoro, Pasar Kembang, hingga Tandes. "Teman-teman naik sepeda motor menemani," kata Heri, salah satu Bonek, kepada beritajatim.com. Tujuannya memastikan Indra tetap aman dalam perjalanan kendati memakai atribut kerpus Arema.
"selamat berjuang, Pak," kata Heri.
No comments:
Post a Comment